Aku tersungkur, mencoba menenangkan
sesuatu yang ramai di dalam pikiran acap kali melihat namamu di bbm
Kumohon, biarkan aku memandangi
keindahanmu dari sisi gelapku
tak perlu pedulikan luka menganga atau mata
yang menyala dengan tetesan yg mndidih
Siapa dia?
Ya tau sekali aku tentang KITA, Kita adalah sepasang kekasih pada sebuah
mimpi, tak terpisah walau dengan mati, kecuali datangnya sang pagi.
Dalam bibirmu, ingin kumakamkan sejuta
kepedihan, untuk sesekali bisa kita ziarahi lewat bait2 puisi yang paling
sepi...
Kau mengajarkanku kekebalan, kau
menguatkanku dengan ketabahan, sampai aku melupakan arti dari penyesalan...yang
ada, cinta tak butuh fatwa....
Aku berjuang keras disini, menggali
kesepian, bermandi peluh, sesekali aku mengusap air mata... Aku terus menggali
dan menggali, aku berharap menemukanmu di dalam jembangannya
Taukah kamu saat malam ΐtц aku
menemanimu yang ternyata kau sedang sakit dan sesak nafas lalu tertidur lelap
di lenganku dengan pucatmu? Aku memandangmu sangat dalam, ingin sekali aku
bisikan padamu Jika udara di dada ini bisa menyembuhkanmu hela aku semasih aku
berdegup, kan kubagi nafas bersih bagi hidupmu!
Sesekali aku berpikir.... ŜªЧάπƍ, aku ini bukan warung kopi, yang bisa seenaknya datang dan pergi...yah biarlah aku berteriak
namun dalam kedalaman sehingga hasilnyapun akan diam
Apakah sesungguhnya arti AKU dimatamu
? Bahkan seruan langit telah berhasil engkau patahkan sehingga tanya yang
terlontar hanya isapan
Yang ku syukuri dari cinta yg pernah
tercipta, ia mengajarkan setiap waktu untuk bisa lebih menghargai perasaan, dan
yang ku syukuri pula, cinta tetap sllu ada, walau dalam ketiadaan dirimu
Kau memabukan jauh dari kesan bir yang
rasanya pahit, cintamu memang pahit tapi kenanganmu ΐtц manis